Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bajakah Tunggal Masih Rahasia, Peneliti Kesulitan Uji Lanjutan

image-gnews
Salah satu tulisan pelarangan kiriman paket khusus akar Bajakah di salah satu jasa pengiriman di Palangka Raya, Sabtu, 16 Agustus 2019. (Antara/Ist)
Salah satu tulisan pelarangan kiriman paket khusus akar Bajakah di salah satu jasa pengiriman di Palangka Raya, Sabtu, 16 Agustus 2019. (Antara/Ist)
Iklan

TEMPO.CO, Palangka Raya - Tim peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Litbang Kementerian Kesehatan mengaku kesulitan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai khasiat kayu bajakah.

Salah seorang peneliti (BP2P2TOOT), Mujahid, mengaku tertarik untuk meneliti kayu bajakah, dan mengatakan memang sudah seharusnya ada penelitian lanjutan.

"Tapi kenyataannya si pemilik yang memiliki bajakah tunggal masih meng-keep dan masih belum mau membuka, sementara di luar sana banyak yang diperjualbelikan dan kita tidak tahu apakah asli atau tidak," ujarnya usai melakukan pembahasan masalah kayu bajakah dengan jajaran Pemprov Kalteng, Selasa, 20 Agustus 2019.

Menurutnya, jika ingin melindungi masyarakat dari bahan yang tidak sesuai seperti yang terdapat di pasaran atau online, memang harus diuji dulu. Pengujian menyangkut apakah kayu bajakah itu mempunyai khasiat antikanker atau tidak.

"Tetapi kalau tidak punya khasiat sebagai antikanker masyakat harus diedukasi bahwa bajakah yang di pasaran itu tidak mempunyai khasiat jadi harus distop," tegasnya.

Penjual akar bajakah dadakan di bilangan Jalan RTA Milono Km 6, Kota Palangka Raya mulai bermunculan, Kamis (15/8/19). (Foto Antara/Istimewa).

Dengan diambil tindakan seperti itu diharapkan kekhawatiran terhadap kerusakan hutan bisa berhenti. "Bila tidak dihentikan maka persepsi semua orang mengenai kayu bajakah yang mempunyai khasiat sebagai antikanker bisa terjadi dan akhirnya diambil dan dijual semua," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, menurut dia, yang harus dilakukan segera yakni bajakah yang ada di pasaran diambil kemudian diujikan ke laboratorium untuk mengetahui khasiatnya dibandingkan dengan obat modern. "Nanti dengan data itu kita bisa merekomendasikan bahwa bajakah boleh digunakan atau tidak," katanya.

Diakuinya, untuk penelitian lebih lanjut obat tradisional butuh waktu panjang, tapi dalam waktu dekat setidaknya satu bulan bisa dikerjakan. "Namun bila untuk obat prosesnya tahunan," jelas Mujahid.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan spesies kayu bajakah ada 200 jenis dan bila semua diteliti akan memerlukan waktu lama. "Di sisi lain tang tahu khasiat kayu bajakah ini adalah orang-orang tertentu dan saya sendiri juga tidak mengetahui jenis bajakah yang dimaksud," ujarnya.

Hal ini dikarenakan untuk obat tradisional itu biasanya berbasis pada pengalaman orang lain yang menggunakan dan sebetulnya tak perlu dibuktikan. "Contohnya jamu kalau sudah mengakui khasiatnya tak perlu lagi dibuktikan," jelasnya.

Karena itu Suyuti mengimbau agar masyakat selektif dan berhati-hati untuk menggunakan bajakah. Selain itu apabila masih menggunakan obat dokter jangan sampai dihentikan hanya karena bajakah. "Iya kalau bajakahnya benar, tapi kalau tidak bisa berujung kematian," pungkasnya.

KARANA WW

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

14 jam lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

18 jam lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

7 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

10 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

11 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

15 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.